Miraikan

Hari Sabtu, 21 Februari 2009, kelompok Karya Ilmiah Remaja (KIR) siswa-siswi SMP dan SMA  Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT)  mengadakan acara kunjungan ke museum sains yang dikenal dengan nama The Nasional Museum of Emerging Science and Innovation (Miraikan)) di daerah Odaiba Jepang. Pada kesempatan ini sebanyak 29 orang yang terdiri dari 24 siswa-siswi SMP dan SMA SRIT ditambah lima orang guru pembimbing, berangkat dari stasiun Meguro sekitar pukul 09.30 menuju Miraikan guna melihat kemajuan teknologi negeri Matahari terbit ini.

Perjalanan dimulai dengan menggunakan kereta Yamanote line menuju stasiun Shimbashi. Dari stasiun Shimbashi ini, rombongan berganti kereta monorail dengan jalur Yurikamome line menuju stasiun Fune- no- kagakukan.
Meski sempat ragu saat turun di stasiun Fune- no- kagakukan karena takut salah alamat (maklum pembimbing hanya berbekal peta yang didownload dari internet saja), namun setelah melihat papan peta daerah sekitar di dalam stasiun, akhirnya rombongan yakin bahwa disinilah tempat museum sains yang akan dikunjungi berada. Berdasarkan papan petunjuk arah di peta daerah yang terpampang jelas di dalam stasiun Fune- no- kagakukan, untuk mencapai lokasi museum pengunjung harus keluar dari stasiun ini melalui pintu timur (east exit). Setelah sampai di luar stasiun pengunjung hanya tinggal mengikuti petunjuk arah pada papan yang banyak terdapat di pinggir jalan. Dengan berjalan selama sekitar 10 menit akhirnya rombongan bisa bernafas lega karena bangunan museum sudah di depan mata. Segera sesi foto bersama di depan papan nama Miraikan mengawali aktivitas rombongan ini di museum tersebut.
Sampai di museum sekitar pukul 11.00 siang. Meski harus menunggu beberapa saat dihalaman museum dengan ditemani udara dingin yang terus berhembus kencang, namun semua peserta tetap menampakkan wajah ceria. Saking semangatnya, bahkan ada beberapa siswi yang mengisi kekosongan waktu dengan latihan baris-berbaris atau berolah raga ringan untuk mengatasi kejenuhan dan mengusir hawa dingin saat menunggu pendaftaran dan pengambilan tiket masuk yang tengah diurus oleh Bapak Ibu pembimbing mereka di bagian pendaftaran rombongan di dalam gedung.
Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya rombongan dipersilahkan masuk ke areal museum. Untuk menjaga ketertiban, maka rombongan di bagi menjadi dua kelompok. Tepat jam 11.20 JST dua kelompok yang terbentuk siap menjelajah museum sains ini. Dengan antusias setiap kelompok menghambur ke dalam gedung dengan berbekal pamflet panduan museum yang terdiri atas pamflet berbahasa inggris dan berbahasa Jepang.

Seputar Museum

The Nasional Museum of Emerging Science and Innovation (Miraikan) adalah museum sains yang dibuka untuk umum untuk berbagi tentang sains terbaru di abad 21. Bagi Jepang yang terkenal sebagai negara hi-tech, keberadaan museum ini penting untuk mendokumentasikan karya teknologi terbaru dan koleksi teknologi masa lalu diabad 21, serta keberadaan museum ini diperuntukkan guna menumbuhkan kesenangan terhadap teknologi kepada generasi penerusnya. Meskipun demikian pengunjung museum ini tidak hanya terdiri dari orang-orang muda saja, karena terlihat antusiasme pengunjung juga berasal dari kalangan tua juga.

Secara umum, di museum yang dibangun megah dan terdiri atas tujuh lantai ini, pengunjung bisa menemukan beragam produk teknologi yang dilengkapi keterangan oleh petugas museum, penyediaan perpustakaan yang berkaitan dengan teknologi, dan berbagai vasilitas penunjang lainnya semisal kafe, ruang seminar serta ruang makan guna mendukung kenyamanan pengunjung.
Di setiap lantai, pengunjung dapat menikmati suguhan teknologi yang juga bisa mereka coba pemanfaatannya. Misalnya, di lantai tiga, pengunjung dapat mencoba prinsip teknologi pengiriman data via internet. Melalui mesin buatan pengunjung diajak untuk memvisualisasikan prinsip pengiriman data via internet. Jika ingin mengirim pesan, bola-bola hitam dan putih dipilih sebagai pesan, kemudian disisi bawah digerakkan mesin menuju alamat penerima, selanjutnya menekan tombol sebagai tanda terkirim (send). Sesaat kemudian terlihat pergerakan bola-bola tersebut menuju tempat penerima (receiver). Jika saat mengirim memilih tujuan stasiun C maka sesaat kemudian bola-bola tersebut akan sampai di stasiun C dengan memuat pesan yang kita kirimkan. Selain itu, berbagai macam robot dan cara kerjanya juga bisa kita lihat dan saksikan di lantai ini. Tidak ketinggalan robot Asimo yang  `keren` itu memperagakan kebolehan gerak dan gayanya di depan para pengunjung dua kali dalam setiap harinya.
Sedangkan di lantai lima, para pengunjung disuguhi informasi tentang sistem tata surya  dan kejadian awal alam semesta ini mulai jutaan tahun yang lalu melalui layar monitor. Selain itu, di lantai ini juga disediakan banyak mikroskop bagi para pengunjung yang penasaran ingin melihat `dunia mikroskopik`, benda-benda renik atau sel-sel. Dibawah bimbingan staff museum, bagi anak-anak usia sekolah mereka juga bisa melihat dan mencoba memasang kembali organ-organ bagian dalam tubuh manusia melalui miniatur boneka yang telah dibuat. Sambil dijelaskan nama dan fungsi organ-organ tersebut oleh staff musem terlihat anak-anak sangat antusias mendengarkan dan mencoba memasang organ-organ dalam tubuh tersebut. Sungguh menarik sekali!

Dome Theater GAIA
Dome theater GAIA adalah salah satu tempat paling favorit yang dikujungi di museum ini. Letaknya berada di lantai 6. Di gedung teater ini pengunjung dapat menikmati film tiga dimensi dan planetarium. Film yang diputar banyak berkaitan dengan fenomena alam. Pada saat rombongan kelompok KIR SRIT, film yang diputar berjudul Birthday. Film berdurasi setengah jam ini bercerita tentang asal mula terjadinya alam dengan teori gas. Dengan memakai kaca mata tiga dimensi, pengunjung seolah-olah turut andil dalam proses kelahiran alam tersebut.

Untuk bisa menikmati tayangan film di domme theater GAIA ini pengunjung harus melakukan reservasi tiket masuk teater dan planetarium yang didistribusikan dilantai 1F sejak jam 10.00 pagi hari.
Remon Denci  (bateri dari  buah lemon)

Selain  demo alat yang memang sudah paten diadakan di setiap ruangan di dalam gedung museum, ternyata ada acara jiken (percobaan) terbuka yang dilakukan oleh beberapa staf museum di areal lobi pengunjung. Contohnya saat rombongan KIR siswa SRIT hadir, tepat pukul 15.00 di lobi lantai 3 diadakan demo kicthin denci  (bateri dari alat-alat dapur) dan remon denci (bateri dari jeruk lemon).

Pada demo percobaan kichin denci, pengunjung khususnya anak-anak usia sekolah dasar disuguhkan bagaimana prinsip kerja sebuah bateri. Dipaparkan juga bagaimana alat-alat didapur ternyata bisa menghasilkan energi seperti bateri guna menghasilkan energi untuk membunyikan alat musik sederhana. Dengan menghubungkan tiga buah panci yang berisi air dan garam dengan alat musik sederhana, kemudian mengadukkan bersama dan memegang alat pengaduknya maka sesaat kemudian suara musik kecil terdengar dari rangkaian sederhana.

Begitu pula saat buah lemon diiris bagian atasnya kemudian ditusuk dengan lempeng berwarna perak dan emas, tiga buah lemon tersebut saling dihungkan dan terakhir dihubungkan dengan speaker yang memuat alat musik sederhana, hasilnya sebuah suara kecil seperti nada musik mengalun syahdu. Inilah demo remon denci. Menariknya, pada saat demo percobaan sederhana ini, peserta selalu dilibatkan. Sehingga percobaan mini ini berlangsung menarik dan komunikatif.

Setelah pengunjung disuguhi demo percobaan maka sekarang giliran staf museum yang menerangkan fenomena ilmiah tentang terjadinya pengumpulan energi saat alat-alat dapur dan lemon tersebut digunakan sehingga menghasilkan energi untuk menggerakkan sumber bunyi. Keterangan sedrhaanaa dan tepat sasaran disertai ilustrasi gambar yang menarik menyebabkan demo percobaan ini sayang untuk dilewatkan, termasuk oleh kelompok KIR siswa-siswi  SRIT.

Meski hati masih ingin berlama-lama menikmati kemajuan teknologi di museum ini, namun tak terasa waktu telah beranjak ke pukul 15.30. Itu pertanda sore telah menjelang, dan telah tiba waktunya kelompok KIR siswa-siswi SMP dan SMA SRIT untuk kembali ke sekolah. Maka meski berat akhirnya petualangan di dunia teknologi harus berakhir. Selanjutnya semua rombongan kembali ke Fune-no-Kagakukan untuk menuju SRIT di kawasan Meguro Tokyo. Sungguh pengalaman yang menyenangkan, membuka mata dengan teknologi di Miraikan. (Sri Wahyuni dan Ujang Fahmi Abdillah)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *